Al Mudzil
A.
Makna Kebahasaan
Al Mudzil
Kata berasal dari kata
yang berarti “menimpakan kehinaan”. Secara makna berarti bahwa Allah Yang
Menghinakan siapa saja yang dikehendakinya. Dalam hal ini, hambanya yang tidak
beriman kepadanya
B.
Pesan Sosial –
Ekonomi sifat Al Mudzil
1.
Bersikap Sabar
Seorang
manusia bisa menjadi makhluk yang hina dalam pandangan Allah seandainya ia
tidak mampu bersabar atas segala cobaan hidup yang dihadapinya. Sebab dengan
ketidak sabaran, manusia dapat berbuat apa saja yang akan merendahkan
kehormatan atau harga dirinya.
2.
Menunjukan Rasa
Syukur
Seorang
hamba juga bisa menjadi manusia yang hina di mata Allah jika ia tidak mau
bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya. Padahal segala nikmat
itu semua datangnya dari Allah yang diamanahkan kepadanya. Sudah sepantasnya
sebagai hamba-Nya kita harus mensyukuri hal tersebut
3.
Menjaga
kehormatan diri dengan menjauhi maksiat
Menjauhi
segala perbuatan maksiat adalah upaya nyata dalam menjauhi kehinaan diri di
hadapan Allah. Karena segala perbuatan maksiat merupakan perilaku hina yang
akan menghinakan manusia. Sebaliknya, menunjukan sikap terpuji merupakan upaya
menjadikan diri sebagai hamba yanga layak mendapat kemuliaan di sisi-Nya
C.
Sumber Landasan
Sikap dan Mental
·
Sabar :
Menganggap segala ujian dan cobaan sebagai sesuatu yang harus dihadapi secara
bijak sehingga tidak berputus asa
·
Syukur :
Membelanjakan harta kekayaan di jalan Allah, Menjadikan jabatan sebagai saran
pengabdian kepada Allah, Berbagi Ilmu sebagai rasa syukur
·
Menjaga
Kehormatan Diri : Tidak merendahkan orang lain, tidak mencuri, tidak berzina,
tidak menggantungkan hidup pada orang lain, dan produktif
Sumber :
Asmaul Husna for Succes in Business & life, Dr.
Muhammad Syafii Antonio, M.Ec, 2009, Jakarta
Comments
Post a Comment