Al Muqith
A. Makna Kebahasaan Al Muqith
Kata ini berasal dari akar kata yang artinya
“menggenggam”, “menjaga”, dan “mengusai sesuatu”. Menurut Ibnu Faris, kata ini
bermakna “rezeki yang mencukupi” dan “santapan”. Dalam konteks sifat Allah, Al
Muqith merujuk kepada pernyataan “Yang Maha Memberi Makan”
B. Pesan Sosial – Ekonomi sifat Al Muqith
1. Memakan Makanan yang Halal dan Baik
Menurut
para ahli, makanan yang halal akan berpengaruh kepada kecerdasan akal. Sebab
dengan mengkonsumsinya, akan merangsang pembentukan watak yang baik seperti
lemah lembut dalam bersikap dan berperilaku, serta cenderung mengikuti
keinginan akal daripada nafsunya. Sebaliknya, jika makanan yang dikonsumsi
haram (zat dan perolehannya), akan berdampak pada pembentukan watak atau
karakter yang tidak baik seperti pemarah, egois, kasar dan seterusnya
2. Tidak berlebih lebihan dan Mensyukuri makanan yang
ada
Melakukan
tindakan ini adalah realisasi dari sikap hemat sekaligus upaya mensyukuri
nikmat yang diberikan Allah pada kita meskipun seadanya. Sikap berlebihan
selain tercela akan memubazirkan makanan seperti terbuang, tidak termakan dan seterusnya
3. Memberi makan orang yang membutuhkan
Allah
menganjurkan umat-Nya untuk peduli terhadap sesame dengan memberi makan orang
orang yang membutuhkan. Terutama sekali adalah memberi makan orang miskin yang
kelaparan.
C. Sumber Landasan Sikap dan Mental
·
Bersungguh sungguh dalam mencari nafkah
yang halal dan baik
·
Mensyukuri setiap makanan yang telah
diberikan Allah kepada kita
·
Menjauhi nafkah(makanan) yang subhat
apalagi haram
·
Menghindari perilaku mubazir dalam
makanan
·
Memberi makan orang yang membutuhkan
Sumber :
Asmaul Husna for Succes in Business & life, Dr. Muhammad Syafii Antonio, M.Ec, 2009, Jakarta
Comments
Post a Comment