At Tawwab

-

A.    Makna Kebahasaan At Tawwab
Kata ini adalah kata yang menunjukan makna “kembali” atau “berpaling”. Sementara untuk penggambaran sifat Allah adalah “Yang Maha Menerima Taubat”.

B.     Pesan Sosial – Ekonomi Sifat At Tawwab
1.      Menyegerakan diri untuk bertaubat
Manusia tidak pernah luput dari kesalahan. Karenanya sudah sepantasnya kita selalu memohon ampun dan bertaubat kepada-Nya. Sebab sebaik baiknya orang yang bersalah adalah yang segera menyadari kesalahannya lalu bertaubat kepada Allah. Jangan menunggu-nunggu untuk bertaubat. Karena kita tidak tahu kapan dan dimana ajal akan menjemput kita
2.      Saling memaafkan kesalahn
Memafkan kesalahan orang lain adalah sikap terpuji sekaligus cerminan dari pribadi yang berjiwa besar. Sebagai manusia yang sama sama memiliki kesalahan, sudah seharusnya tindakan ini menjadi keharusan dan disadari oleh semuanya.
3.      Menyadari kelemahan diri
Tindakan inijuga bisa menjadi pendorong untuk mudah memafkan kesalahan orang lain. Bahkan dengan menyadarinya, kita memiliki keberanian untuk terlebih dahulu menyampaikan permohonan maaf, tanpa menunggu permasalahan semakin berlarut dan tak menentu arahnya

C.     Sumber Landasan Sikapa dan Mental
·         Memperbanyak istigfar kepada Allah
·         Segera meminta maaf jika berbuat salah
·         Memberikan kesempatan dan dukungan kepada orang lain untuk memperbaiki diri
·         Melakukan perbaikan system yang menjadi permasalahan di perusahaan
·         Rendah hati dan terbuka terhadap koneksi serta kritikan yang membangun

·         Menjadikan kelemahan dan kekurangan diri sebagai motivasi untuk terus belajar dan memperbaiki diri.

 Sumber :
Asmaul Husna for Succes in Business & life, Dr. Muhammad Syafii Antonio, M.Ec, 2009, Jakarta

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Al Waliy

-
A.     Makna Kebahasaan Al Waliy Makna kata Al Waluy adalah “kedekatan” jika dilihat secara bahasa. Kata ini juga memiliki makna “hubungan kerabat”, “ikatan agama”, namun dalam konteks sifat Allah, Al Waliy dimaknakan sebagai “Yang Maha Melindungi”. B.      Pesan Sosial – Ekonomi Sifat Al Waliy 1.       Berlindung kepada Allah Sebaik baiknya perlindungan adalah berlindung kepada Allah. Baik berlindung dari godaan setan, dari sikap dan perilaku tercela, maupun berlindung dari kedzaliman orang lain. Perlindungan dari-Nya bersifat menyeluruh dan paripurna 2.       Melindungi Hak sendiri, Keluarga, dan menghormati orang lain Tindakan ini meliputi : hak untuk hidup, hak untuk mendapat penghidupan yang lebih baik, dan hak untuk berusaha. Hak semacam ini harus diperjuangkan meski harus mengorbankan jiwa dan raga. Seiring dengan itu, kita pun wajib untuk menghormati orang lain, sebab tindakan mengambil hak orang lain merupakan perilaku yang dibenci Allah 3.       Melindungi O
Read more

Al Hafidz

-
A.     Makna Kebahasaan Al Hafidz Al Hafidz secara bahasa memiliki arti “menjaga segala sesuatu agar tidak berubah”. Dalam konteks sifat Allah, maka semuanya merujuk kepada makna “Yang Maha Memelihara”. B.      Pesan Sosial – Ekonomi sifat Al Hafidz 1.       Menjaga dan Memelihara Keimanan Kepada Allah Memelihara keimanan kepada Allahdapat dipahami dengan menjadikan Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang harus disembah. Ia tidak boleh dipersekutukan dengan siapa dan apapun. Dia harus ditempatkan sebagai penentu atas segala kehendak yang terjadi di dunia ini, termasuk kehidupan manusia-Nya. 2.       Memelihara Kebaikan Memelihara kebaikan pada dasarnya adalah menjalankan berbagai perilaku terpuji, yang tidak hanya baik untuk diri sendiri, keluarga, tetapi juga untuk orang lain dan masyarakat. Hal ini akan membentuk pribadi penebar kebaikan C.      Sumber Landasan Sikap dan Mental ·          Memelihara kemurnian dua kalimat syahadat dengan keyakinan dan pengamalan ya
Read more

Al Khafidh

-
A.     Makna Kebahasaan  Al Khafidh Al Khafid secara bahasa memiliki arti “merendahkan”. Maksudnya adalah Allah memiliki kekuasaan untuk merendahkan apapun yang dikehendaki-Nya B.      Pesan Sosial – Ekonomi sifat  Al Khafidh 1.       Menjaga diri dari perilaku yang Merendahkan Manusia telah dianugerahi potensial untuk menjadi seorang makhluk yang paling mulia. Maka, sudah selayaknya kita berusaha untuk menjadi orang yang mulia dan menjaga kemuliaan itu. 2.       Berusaha Mengangkat Harkat dan Martabat Sesamanya Kemuliaan pribadi seorang muslim tidak hanya terpancar dari kepribadiannya, tetapi juga tercermin dari kepedulian social yang ditunjukannya terutama dalam mengangkat harkat dan martabat saudaranya. C.      Sumber Landasan Sikap dan Mental ·          Mendekatkan diri kepada Allah dengan menempuh jalan ketakwaan demi meraih derajat kemuliaan ·          Menjauhi segala sikap dan perilaku yang merendahkan seperti malas, meminta minta, fitnah, ghibah, korups
Read more